Silika Koloid dan Kegunaan Yang Mesti di Ketahui
Silika koloid adalah salah satu bahan kimia serbaguna yang banyak digunakan dalam berbagai industri, mulai dari farmasi, kosmetik, hingga pengolahan makanan.
Zat ini dikenal karena kemampuannya dalam menstabilkan, memurnikan, dan memperkuat berbagai produk.
Dalam artikel ini, kamu akan mengenal lebih dalam apa itu silika koloid, bagaimana cara kerjanya, serta beragam kegunaannya yang penting untuk diketahui.
Silika Koloid Menurut Holleman Wiberg
Silika koloid merupakan suspensi koloid berair yang terdiri dari molekul asam polisilisat berbentuk hampir bulat, dengan kandungan silikon dioksida (SiO₂) sekitar 30% hingga maksimal 60%.
Berdasarkan penjelasan dalam Lexikon Chemie karya Römpp, silika koloid dapat disimpan dalam waktu bertahun-tahun tanpa mengalami perubahan berarti.
Sementara menurut Holleman-Wiberg, partikel silika ini saling terhubung melalui jembatan oksigen, membentuk struktur silika amorf atau dikenal juga sebagai gel silika.
Silika koloid juga dapat diperoleh melalui beberapa metode, seperti :
- pertukaran ion dari air
- proses hidrolisis dan kondensasi silikon
- proese oksidasi langsung silikon
Adapun Sol silika yang dihasilkan dari air biasanya dicampur dengan sedikit alkali, misalnya distabilkan menggunakan natrium hidroksida (NaOH) dengan rasio molar SiO₂:NaOH sekitar 100:2.
Dan partikel silikon dioksida pada silika koloid itu berbentuk bulat, tidak saling berikatan silang, dan memiliki permukaan yang terhidroksilasi.
Ukuran partikel tersebut berada dalam rentang koloid, yaitu antara 5 nm hingga 75 nm, tergantung pada jenis dan proses pembuatannya.
Kegunaan
Silika koloid mulai disetujui penggunaannya pada pertengahan abad ke-20 sebagai pengganti tanin dalam proses pemurnian minuman anggur.
Dalam bidang oenologi (ilmu tentang pembuatan anggur), silika koloid berfungsi untuk menyeimbangkan kadar tanin sekaligus membantu menghilangkan zat pengotor lain seperti bentonit, karbon aktif, atau tembaga(II) sulfat.
Proses tersebut, umumnya dilakukan bersama bahan protein seperti gelatin, putih telur, isinglass, atau kasein.
Menariknya lagi, ketika kadar gelatin berlebih, silika koloid juga dapat digunakan untuk menetralkannya, karena interaksi antara keduanya akan membentuk endapan.
Selain itu, silika koloid mampu mengikat lendir yang menimbulkan efek “awan” pada minuman anggur, sehingga hasil akhir menjadi lebih jernih dan stabil yang proses ini terjadi melalui pertukaran ion antara partikel silika koloid dan lendir tersebut.
Tak hanya dalam industri minuman, kombinasi silika dengan kaca air juga telah dimanfaatkan dalam pembuatan cat sol-silikat sejak tahun 2002.
Berkat reaksi kimia yang dihasilkan, jenis cat mineral ini mampu menempel kuat pada berbagai permukaan, termasuk substrat non-mineral, sehingga lebih tahan lama dan berkualitas tinggi.
Referensi :
- Entri: “Kieselsol”, dalam Römpp Online, Georg Thieme Verlag. Diakses pada tanggal {{{Datum}}}.
- A. F. Holleman, E. Wiberg, N. Wiberg. Lehrbuch der Anorganischen Chemie, Edisi ke-102, de Gruyter, Berlin, 2007. ISBN 978-3-11-017770-1, hlm. 960.
- H. Lim, J. Lee, J. Jeong, S. Oh, dan S. Lee (2010). Comparative Study of Various Preparation Methods of Colloidal Silica. Engineering, 2(12): 998–1005. Scientific Research Publishing. DOI: 10.4236/eng.2010.212126.
- Otto-Albrecht Neumüller (Ed.). Römpps Chemie-Lexikon, Jilid 3: H–L. Edisi ke-8 yang diperbarui dan diperluas. Franckh’sche Verlagshandlung, Stuttgart, 1983. ISBN 3-440-04513-7, hlm. 2109.

